17.4.06

Ingatlah Pemutus Segala Kenikmatan

Sarana yang efektif yang membantu orang untuk ingat kematian ialah kuburan, yang menasihati manusia tanpa bicara dan mengingatkan mereka tentang hari kembali yang tidak terelakkan. Lalu, hal itu mendorong mereka meningkatkan persiapan menghadapi hari kiamat. Karena itu rasulullah SAW menyuruh kaum muslimin ingat kematian sebanyak mungkin. Beliau bersabda:”Perbanyaklah ingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.”(HR Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani)

Penasihat Yang Selalu Bungkam
Penasihat model ini selalu diam, tidak berkata sepatah kata pun. Tapi suaranya di lubuk hati manusia merupakan suara paling keras yang pernah ada. Ia penasihat, yang suaranya menggelegar. Ia tidak dapat berkata dengan bahasa teratur, tapi sorot matanya lebih berpengaruh dari semua perkataan penasihat. Ia tidak dapat menggerakkan kedua tangan dan matanya ke kanan dan kiri, untuk membawa para pendengar pada ceramahnya, karena daya tariknya sudah tersedot padanya. Ia menarik hati, sebelum tubuh manusia.
Paenasihat itu ialah “lubang”, dimana seluruh manusia kan tidur di dalamnya, sesudah seluruh alat tubuh mereka tidak berfungsi lagi dan telah menunaikan tugas ujian yang dibebankan kepadanya, untuk melihat langsung hasil- hasil ujian di “lubang” itu. Penasihat itu adalah “lubang”, yang juga dinamakan kuburan.

Tanah Yang Diam Seribu Bahasa
Jadi menziarahi penasihat itu, kuburan, menguatkan hati dan menghilangkan kekerasan hati. Ketika anda pergi ke masjid pada hari Jum’at, anda mendengar satu penasihat (khatib). Jama’ah shalat membludak, namun penceramahnya satu orang. Ini tidak berlaku di kuburan. Semua kuburan berubah menjadi penasihat (penceramah) dan anda mendengar nasihat mereka pada saat yang sama. Para pendengarnya sedikit, sedang penasihatnya banyak. Kondisi unik ini hanya terjadi di kuburan.
Musthafa Shadiq Ar-rafi’i berkata, ”Kita buka kuburan dan meletakkan mayit yang mulia dan tidak lagi mengidap penyakit dunia.Dunia terhenti di kuburan. Bahkan, tanah yang dapat berbicara berusaha memahami tanah yang diam. Dan, tanah pun tahu umur sepanjang apapun ternyata pada hakikatnya pendek, kekuatan setangguh apapun akhirnya melemah, tujuan seluas apapun akhirnya sempit, dan seluruh benua ternyata akhirnya kecil seperti kuburan.”
Andai hati tidak keras dan manusia sibuk memandang seluruh sarana yang menunjang realisasi tujuan penciptaan mereka, tentu pada setiap kelahiran bayi, mereka ingat hari kelak mereka dimakamkan. Ibnu Al-Jauzi berkata,”Ayunan bayi tiada lain adalah liang lahad.”Sebagaimana bayi yang baru lahir dibalut dengan secarik kain putih dan diletakkan di ayunan tanpa mampu bergerak, mayit juga dibalut dengan kain putih dan itulah pakaian terakhir yang ia kenakan di dunia, lalu berada di hamparan bumi, tanpa bergerak hingga hari kebangkitan.

Apa yang harus dilakukan setelah ingat kematian?
Ingat kematian diperintahkan, namun bukan tujuan. Ingat kematian diperintahkan, agar mendorong orang untuk beramal, yang merupakan sebab terpenting orang selamat dari neraka dan mendapatkan keridhaan Allah ta’alavpada hari kiamat. Tangisan dan penyesalan karena ingat kematian dan akhirat tidak berarti banyak bagi pelakunya jika tidak ditindaklanjuti dengan amal perbuatan.

Terkecoh denganOrang yang Berumur Panjang
Ini sebab lain lemahnya persiapan menghadapi hari- hari setelah kematian sebab, penglihatan sebagian orang terhadap orang-orang berumur panjang membuat mereka lupa bahwa kematian tidak pilih kasih terhadap anak muda, orang tua, dan bayi. Ia ditipu setan dengan iming- iming akan berumur panjang, seperti orang-orang berumur panjang itu. Karena itu, tundalah amal perbuatan dan kerjakan kalau sudah tua saja! Itulah bujuk rayu setan kepadanya. Jawabnya, Allah ta’ala berkehendak merahasiakan kapan terakhir hidup kita, agar itu mendorong kita beramal dan selalu melakukan persiapan menghadapi akhirat. Ibnu Al-jauzi berkata,”Orang yang tidak tahu kapan kematian datang kepadanya harus selalu siap, tidak terkecoh dengan kesehatan dan masa muda. Sebab, jarang sekali orang meninggal dunia dalam usia tua. Justru banyak sekali orang meninggal dunia dalam usia muda. Karena itu, tidak banyak orang yang hidup hingga tua. Orang-orang dulu berkata, ’Satu orang hidup lama, lalu ia mengecoh banyak orang, Dan membuat lupa pada orang-orang yang meninggal dunia dalam usia muda’.

Badai Kematian
Kematian ibarat badai yang menyerang daratan sedikit demi sedikit, lalu besar-besaran. Orang berakal adalah orang yang tidak hidup dalam ilusi ala anak Nabi Nuh a.s. ia kira dirinya selamat dari badai dengan berlindung di puncak gunung. Kematian juga seperti itu. Siapa tidak siap menghadapinya, ia ditelan dan ditenggelamkan kematian sebelum sempat berfikir untuk siap-siap. Ibnu Al-Jauzi berkata,”Badai kematian telah datang. Karena itu, naiklah ke perahu ketakwaan.
Perahu tsb bukan perahu hiasan dan wisata. Namun perahu penyelamat dari badai yang akn membanjiri bumi. Itulah badai yang membuat orang zuhud, said bin As-Saib, ketakutan. Dikisahkan, air matanya tidak pernah ”kering”. Airmatanya senantiasa mengucur sepanjang tahun. Jika thawaf, ia menangis. Jika duduk membaca Al-Qur’an, ia menangis. Dan, jika anda temui dia di jalan, ia menangis.
Kendati demikian, jika ditanya,”Bagaimana kabar anda pagi ini?” Ia menjawab, ”Pagi ini aku sedang menunggu kematian tanpa persiapan maksimal.”
Ini berarti kita ingin sampai tingakatn putus asa dari rahmat Allah ta’ala dan keluasan ampunan-NYA. Allah lebih penyayang daripada ibu kepada anaknya yang hilang. Kita tidak ingin pasrah tanpa amal perbuatan. Jika kita tidak beramal, kita dijemput kematian dengan tiba-tiba tanpa persiapan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home